Rabu, 16 September 2009

"Kepedulian yang harus kembali"

Surabaya, 9/9/2009.Tugu Pahlawan merupakan salah satu icon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan .Monumen ini setinggi 45 meter, memiliki sisi sebanyak 10 bidang. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah Indonesia kembali. Monumen ini berada di tengah-tengah kota, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Monumen Tugu Pahlawan cukup menjadi pusat perhatian di kalangan masyarakat terutama tanggal 10 November dimana pada tahun1945 banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Pada tanggal 9 September 2009, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dari Universitas Kristen Petra berkunjung ke Tugu Pahlawan untuk mengobservasi sekaligus mewawancara orang-orang yang ada di dalam maupun diluar Tugu Pahlawan. Masyarakat Surabaya ternyata jarang sekali mengunjungi icon Surabaya ini, banyak yang tidak tahu apa yang terdapat di dalam monumen Tugu Pahlwan. Contohnya adalah sebenarnya Tugu Pahlwan ini dibangun 7 meter di atas permukaan tanah. Klarensius Ade Rianto sebagai Mahasiswa Universitas Kristen Petra Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus pengunjung dari Museum 10 November juga berpendapat sama. "Saya barupertama kali memasuki Tugu Pahlawan ini dan saya kagum dengan benda-benda bersejarah yang ada di dalam Tugu Pahlawan ini,saya jadi teringat jasa-jasa para pahlawan karena sudah berjasa mempertahankan bangsa Indonesia." Contohnya adalah pada saat arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda dan diganti dengan bendera Indonesia di Hotel Yamato. Klarensius menambahkan bahwa di era globalisasi ini kita sebagai mahasiswa ataupun bangsa Indonesia ini tidak boleh mementingkan diri sendiri dan harus lebih mementingkan gotong royong. Johansen sebagai Mahasiswa Universitas Kristen Petra Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus pengunjung dari Museum 10 November juga menambahkan bahwa ia juga terharu dan kagum melihat perjuangan bangsa Indonesia karena mereka rela mati melawan Belanda,Jepang yang mempunyai senjata lebih canggih. Johansen juga berkata,"Sebagai mahasiswa kita harus belajar dengan baik demi pembangunan bangsa Indonesia ini dan tetap mempunyai jiwa nasional. " Pengunjung ternyata tidak hanya terharu dan kagum dengan perjuangan bangsa Indonesia tersebut,tetapi pengunjung juga tertarik kepada benda-benda bersejarah yang terdapat di dalam Monumen Tugu Pahlawan. "Saya tertarik dengan sebuah lukisan dari kayu yang terdapat di depan pintu masuk,kita jadi teringat perjuangan bangsa Indonesia yang begitu gigih meskipun hanya menggunakan senjata bambu runcing . " ujar Johansen.
Melalui kunjungan ini ada banyak hal yang dapat kita amati dan pelajari,kita sebagai bangsa Indonesia khususnya masyarakat Surabaya harus mempunyai sikap nasionalis dan peduli dengan cara turut serta menjaga budaya-budaya yang menjadi icon Surabaya yang salah satunya adalah Monumen Tugu Pahlawan. Dan juga di era globalisasi ini kita sebagai mahasiswa harus belajar dengan baik,tidak boleh egois dan lebih mengutamakan gotong royong seperti yang dikatakan Klarensius Ade Rianto sebagai pengunjung Monumen Tugu Pahlawan.
Ricky
51408028

Senin, 14 September 2009

Batas Pengumpulan Hasil Studi Lapangan



Teman-teman, hasil laporan yang akan mendapatkan nilai penuh adalah semua posting sebelum tulisan saya ini.

Setelah tulisan saya ini, tetap akan diterima dengan konsekuensi pengurangan nilai.

Bila ada yang mem-post hasil laporannya pada hari Rabu, 16 September 2009 (hari pelaksanaan kuliah TMMB kelas A), maka tugas tersebut tidak akan dinilai.

Demikian pemberitahuannya.

Terimakasih.

Minggu, 13 September 2009

Jasa Seorang "Pahlawan" di Tugu Pahlawan

Pak Amar adalah salah satu petugas keamanan yang bekerja di Tugu Pahlawan. Dia sudah bekerja sebagai seorang petugas keamanan di Tugu Pahlawan selama 7 tahun. mulai bekerja pada tahun 2002, dua tahun setelah museum Tugu Pahlawan di buka. Dulunya, tidak terdapat museum, hanya monumen Tugu Pahlawan sajaa. Museum didirikan pada tahun 1997, dan baru diresmikan pada tahun 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
Museum Tugu Pahlawan dibuka pada pukul 07.00-15.00, setelah itu pengunjung yang hendak berkunjung dilarang masuk, kecuali telah mendapat izin dari kantor. pada pagi dan malam hari terdapat 4 petugas keamanan yang tugas jaga. masing-masing di pintu depan timur1 dan barat 1 yaitu untuk parkiran motor, sedangkan di pintu belakang terdapat penjaga untuk parkiran mobil.
Menjadi seorang petugas keamanan adalah pekerjaan yang gampang-gampang sulit. terutama pada hari Minggu, semua petugas keamanan dikerahkan untuk mengawasi museum yang banyak barang berharganya. karena pengunjung pada hari Minggu bisa dibilang cukup banyak. selama Pak Amar bekerja sebagai petugas keamanan belum pernah ada kasus-kasus seperti pencurian atau perampokan barang-barang museum, paling parah hanya kerusakan yang dilakukan oleh pengunjung, terutama anak-anak muda yang usil. selain itu, ada juga terdapat beberapa pasang muda-mudi yang menjadikan areal Tugu Pahlawan sebagai tempat berpacaran.
Prioritas petugas keamanan Tugu Pahlawan adalah "kenyamanan pengunjung adalah prioritas kami". Maka, bisa dibilang Pak Amar dan petugas keamanan yang lain merupakan "pahlawan" yang melindungi tempat-tempat bersejarah.
Joan Sabrina - 51408023

Minggu, 13 September 2009

Surabaya dan Sejarahnya


Surabaya-Museum Sepuluh November yang didirikan pada tahun 1998 dan diresmikan pada tahun 2000 ini didirikan sebagai bentuk kebanggaan atas kemenangan arek-arek Suroboyo pada pertempuran heroik tanggal 10 November 1945. Museum yang terletak di dalam lapangan Monumen Tugu Pahlawan ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata kota Surabaya. Kubah museum ini sengaja dibuat menyerupai piramid yang ditenggelamkan sedalam 7 meter di bawah permukaan tanah agar tidak menghalangi keberadaan Monumen Tugu Pahlawan.

Sebelum memasuki pintu museum, terdapat relief tulisan nama-nama pimpinan dan pejuang yang gugur. Museum ini terbagi menjadi dua lantai. Pada lantai dasar terdapat gugus patung 10 November dengan semboyannya “Merdeka atau Mati”, patung peraga suasana arek-arek Suroboyo saat mendengarkan pidato Bung Tomo, rekaman asli pidato Bung Tomo, yang sangat bersemangat membangkitkan gelora dan hasrat rakyat akan kemerdekaan, yang dapat didengarkan dari sebuah radio kuno dan rekaman ini didapat dari radio RRI, replika bamboo runcing yang merupakan senjata tradisional khas arek-arek Suroboyo yang dipergunakan dalam pertempuran melawan tentara sekutu pada peristiwa pertempuran 10 November 1945, senjata tersebut biasanya dibuat dari bambu “Apus” atau “Ori” yang dipangkas meruncing pada salah satu ujungnya, konon katanya senjata tersebut diberi mantra agar memiliki kekuatan, diorama elektronik dan audiotorium yang digunakan untuk memutar film, serta koleksi foto-foto dan lukisan, antara lain: lukisan suasana aloon-aloon straat, foto stasiun semut yang dulunya bernama stasiun kota Surabaya hingga kini masih beroperasi sebagai stasiun kereta api, foto Monumen Tugu Pahlawan pada tahun 1953, foto parade tentara Jepang di sekitar Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, foto peristiwa pertempuran 10 November 1945, dan lain sebagainya. Pada lantai atas terdapat diorama statis 1 dan diorama statis 2 yang menggambarkan aksi kepahlawanan arek-arek Suroboyo, yang hanya dengan menggunakan senjata sederhana yaitu bambu runcing, mampu memenangkan pertempuran melawan musuh, koleksi senjata dan koleksi Bung Tomo, yaitu panji-panji ibu tentara Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) di Jawa Timur, karangan atau catatan harian Bung Tomo, foto kenang-kenangan pada waktu kongres BPRI, dan gelas kenang-kenangan Bung Tomo dari kongres BPRI, yang disumbangkan dari Ny. S. Tomo (keluarga Bung Tomo), radio Bung Tomo, serta koleksi foto dan lukisan.

Museum ini didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam pertempuran heroik tanggal 10 November 1945. Pada lantai atas para pengunjung dilarang mengambil gambar dengan tujuan agar barang-barang sejarah peninggalan Bung Tomo tidak dikomersilkan dan supaya kebenaran ceritanya tidak dilecehkan. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memelihara isi museum ini, yaitu gugus patung yang terbuat dari kayu tersebut disemir ulang apabila warnanya sudah mulai mengelupas atau memudar, membersihkan debu atau kotoran pada barang peninggalan Bung Tomo dan relief ataupun koleksi lainnya. Pada museum ini yang terpenting adalah isi rekaman asli pidato Bung Tomo yang berapi-api membangkitkan gelora dan hasrat seluruh orang yang mendengarkan akan kemerdekaan.




Tjoa Cynthia – 51408013

BUKTI KECINTAAN ANAK INDONESIA


Surabaya-Monumen Tugu Pahlawan merupakan salah satu tempat bersejarah yang dimiliki oleh Surabaya hingga kini. Tugu Pahlawan terletak di jalan Pahlawan dan dikelilingi oleh beberapa bangunan besar dan penting di Surabaya, seperti Kantor Gubernur Surabaya, Bank Indonesia, Kantor Pos Surabaya dan Bank Commonwealth. Menurut salah satu sumber wawancara yang berhasil diperoleh, Tugu Pahlawan mulai dibangun pada tahun 1951 dan pada tanggal 10 November 1952 Tugu Pahlawan mulai diresmikan. Peletakkan batu pertama ketika Tugu Pahlawan akan dibangun dan peresmiannya dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno. Monumen Tugu Pahlawan dibangun untuk mengenang jasa arek-arek Surabaya yang telah bertempur dan mati dalam pertempuran 10 November di Surabaya


Di tengah-tengah Monumen Tugu Pahlawan terdapat sebuah tugu yang tinggi dengan ukuran 45 yard dan di salah satu sisi Monumen Tugu Pahlawan terdapat bangunan kolonade yang merupakan sebuah pilar dari suatu gedung sebelum Tugu Pahlawan ada yaitu Gedung Raad Van Justitie. Gedung tersebut merupakan gedung pengadilan Belanda yang digunakan untuk mengahakimi orang-orang Belanda serta Pribumi pada jaman dahulu. Gedung tersebut sempat dikuasai oleh Jepang setelah Belanda keluar dari Surabaya. Namun, gedung Raad Van Justitie akhirnya berhasil dibom dan hancur. Kolonade yang ada menandakan bahwa penjajahan bangsa Eropa di Indonesia terutama di Surabaya telah berakhir.

Di sebeleh sisi lain Tugu Pahlawan ternyata terdapat sebuah museum yaitu Museum Sepuluh November. Mesum tersebut terlihat tidak terlalu tinggi dan mencolok karena ternyata dibangun 7 meter di bawah permukaan tanah. Menurut Pak Yayan, bagian pemeliharaan dan perawatan gedung dan koleksi Tugu Pahlawan, Museum Sepuluh November dibangun di bawah permukaan tanah dengan tujuan agar tidak menyaingi kehadiran Tugua Pahlawan itu sendiri. Tugu Pahlawan tetaplah merupakan bagian yang utama serta bersejarah.

Museum Sepuluh November mulai hadir di Monumen Tugu Pahlawan semenjak tahun 1998. Di dalam museum yang terdiri dari dua lantai tersebut, terdapat banyak foto dokumenter, patung, serta senjata yang pernah digunakan dalam proses memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Di lantai dua Museum Sepuluh November terdapat dua ruangan diorama yaitu diorama statik dan elektronik. Di dalam diorama statik terdapat gambaran beberapa peristiwa ketika masa perjuangan kemerdekaan Indonesia dulu. Diorama elektronik dapat menampilkan film dokumenter pidato Bung Karno serta film dokumenter perjuangan Indonesia melawan penjajah dahulu.


Keterangan: Pak Yayan (sumber wawancara)


Keterangan : Patung peraga salah satu peristiwa

Sepuluh November


Keterangan : gambar kolonade


Oleh: Lidya Lesmana 51408044

monumen nasional yang terlupakan


Surabaya terkenal sebagai Kota Pahlawan, banyak kenangan peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Surabaya. perjuangan para warga kota Surabaya untuk merebut kemerdekaan bagi Indonesia. untuk mengenang hal tersebut peristiwa perjuangan para warga kota Surabaya, maka berdirilah sebuah monumen yang mempunyai nilai historis tinggi sekaligus menjadi kebanggaan kota Surabaya. kita kenal sebagai Monumen Tugu Pahlawan, monumen ini didirikan pada tahun 1951, peletakan batu pertama kali dilakukan oleh Presiden Soekarno. dan pada tahun 1952 diresmikan.

Disekitar halaman monumen ini dapat kita lihat dekorasi taman yang indah dan rindang berbagai patung tokoh-tokoh bersejarah mulai dari bung Tomo hingga Gubernur Suryo, selain itu juga terdapat beberapa artileri dan tank yang terpampang disekitar area monumen.

Di dalam tugu Pahlawan terdapat Museum Perjuangan 10 November 1945, terdapat berbagai macam koleksi didalamnya antara lain radio, sepatu, pisau dan senjata yang digunakan oleh tentara sekutu dan tentara jepang. Di dalam museum ini terdapat diorama statis yang menceritakan tentang peristiwa Hotel Yamato dan perobekan bendera belanda dan museum ini juga memiliki studio memutar video mengenai peristiwa 10 november ini. semua benda yang terdapat disini masih tersimpan dan tertata rapi didalam setiap sudut gedung museum ini.

Disini kita menemukan wajah asli kota Surabaya yang warganya gigih berjuang untuk meraih hidup yang lebih baik, amat disayangkan apabila anda sebagai warga kota Surabaya belum mengunjunginya, karena ini merupakan ikon Surabaya. sepatutnya bagi kita untuk melestarikan dan menjaga aset penting kota Surabaya.


oleh: indra 51406118

Keamanan di Monumen Tugu Pahlawan



SURABAYA - Meski terletak di pusat kota yang ramai, situasi di areal monumen Tugu Pahlawan terbilang cukup aman. Menurut Amar, 28, seorang petugas keamanan di monumen tersebut, ada delapan orang yang bertugas menjaga keamanan. Empat orang berjaga di malam hari, empat orang lainnya mengamankan areal di pagi hari. Pada hari Minggu dikerahkan semua petugas keamanan karena biasanya banyak pengunjung yang datang. Areal Tugu Pahlawan ini dibuka pukul tujuh pagi. Pada pukul tiga sore, areal dibersihkan dari pengunjung. Pada bulan puasa ini, Tugu Pahlawan hanya dibuka hingga pukul dua siang. Pengunjung diperbolehkan masuk setelah tutup jika ada izin khusus. Namun harus dikawal oleh pemandu.

Pria yang sudah 7 tahun bekerja di monumen sejarah kota Surabaya tersebut juga mengatakan bahwa tidak pernah terjadi kejadian pencurian atau perampokan di dalam areal monumen dan museum. Dalam museum Sepuluh November yang ada di dalam areal monumen memiliki keamanan tersendiri karena banyak barang berharga. Dalam museum pun tidak pernah terjadi kehilangan benda bersejarah, namun kadang ada kerusakan pada benda-benda tersebut karena ulah tangan pengunjung yang usil. Bapak satu putra itu juga mengatakan bahwa para petugas keamanan dan pemandu dan petugas cleaning service selalu berpatroli di areal untuk mencegah terjadinya perbuatan yang tidak benar. Biasanya untuk menegur tangan-tangan usil yang mencoret-coret tembok, patung atau benda-benda di dalam areal tersebut, orang-orang yang membuang sampah sembarangan, ataupun kelakuan pemuda-pemudi yang berpacaran.

Pada prinsipnya, kenyamanan para pengunjung yang diutamakan. Semua staf dalam monumen Tugu Pahlawan tersebut bekerja demi pelayanan untuk menghormati sejarah kota Surabaya.


Duduk : Amar,28, petugas keamanan yang sudah 7 tahun bekerja di monumen Tugu Pahlawan



Pos Keamanan di dekat gerbang monumen Tugu Pahlawan

Keunikan Dibalik Museum Sepuluh Nopember

KEUNIKAN DIBALIK MUSEUM SEPULUH NOPEMBER


Surabaya terkenal dengan julukan Kota Pahlawan. Tidak heran jika di salah satu sudut Kota Surabaya tampak sebuah museum yang berdiri kokoh. Museum yang lebih dikenal dengan nama Museum Sepuluh Nopember ini terletak di Jalan Pahlawan, Surabaya. Museum ini dibangun pada tanggal 19 Nopember 1994 dan diresmikan oleh K.H. Abdurachman Wachid pada tanggal 19 Februari 2000. Museum Sepuluh Nopember ini didirikan untuk melengkapi fasilitas kepahlawanan pemuda Surabaya yang diabadikan melalui Monumen Tugu Pahlawan yang letaknya juga berdekatan dengan museum ini.

Museum Sepuluh Nopember ini memiliki keunikan tersendiri. Hal tersebut tampak dari bentuk bangunan utamanya yang berbentuk limas seperti sebuah piramid. Begitu megahnya museum ini jika tampak dari luar. Namun, tidak hanya dari luar saja. Keunikan pun juga tampak dari dalam. Jika museum lain memiliki koleksi-koleksi yang dapat dibanggakan, museum ini pun juga mempunyai koleksi yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung. Ketika masuk, pengunjung akan langsung melihat sebuah gugus patung 10 Nopember. Gugus patung ini menggambarkan bagaimana gigihnya perjuangan ”arek-arek Suroboyo” pada saat pertempuran terjadi. Pengunjung seolah-olah dapat dibawa masuk kedalam kejadian tersebut. Selain itu, karena ukurannya yang besar, gugus patung ini juga dapat dilihat dari lantai dua museum.
Di salah satu sisinya yang lain, kita dapat melihat koleksi lainnya yang juga merupakan daya tarik dari museum ini, yaitu patung yang menggambarkan situasi saat Bung Tomo sedang berpidato. Museum ini memiliki koleksi pidato Bung Tomo yang belum tentu museum lain juga memilikinya. Tidak hanya sekedar dipajang dalam bentuk tulisan dan patung saja, tetapi pidatonya pun dapat didengarkan secara langsung oleh pengunjung.

Retorika patung 10 Nopember dan koleksi pidato Bung Tomo merupakan koleksi-koleksi yang dapat dibanggakan oleh museum ini. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita sebagai warga Surabaya ikut melestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah Surabaya dan ikut mengenang jasa ”arek-arek Suroboyo” dengan mengunjungi Museum Sepuluh Nopember ini.

Johanna Myrea Pardede (51408033)

Harapan Seorang Petugas Keamanan Tugu Pahlawan

Oleh : Stephani Firmawan P.

51408032

Tugu Pahlawan di hari Rabu, 9 September 2009.

"Kenyamanan pengunjung itu prioritas utama," ujar Amar dengan menyunggingkan senyum. Pria berusia 28 tahun ini mengaku bahwa pengunjung kawasan wisata Tugu Pahlawan ini mulai meningkat. Tidak hanya turis domestik. Bahkan turis asing pun, khususnya turis negara Belanda, menyempatkan diri untuk mendatangi kawasan bersejarah Surabaya.

Sebagai salah satu dari delapan orang petugas keamanan disini, ia bersyukur karena pada tahun 2000 yang lalu museum dalam kawasan ini diresmikan. Dengan dibukanya museum bersejarah untuk umum, sekolah mewajibkan untuk mengunjungi tempat bersejarah ini. Dengan tarif masuk ke dalam museum yang cukup murah, yaitu Rp 2.000,00, siswa-siswi sekolah ini telah mendapatkan pengetahuan tambahan, baik melalui benda-benda bersejarah dalam museum, pemandu wisata, ataupun museum keliling yang menggunakan laptop. Museum keliling ini dapat menarik minat dari siswa-siswi tentang bangunan bersejarah yang terletak di jalan Pahlawan itu. Tidak hanya museum keliling. Tiga kali dalam setahun akan diadakan pagelaran seni yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat kota agar keramaian di bangunan ini tidak hanya terpusat di hari Minggu saja. Senam pagi pun diadakan untuk menarik minat pengunjung.

"Harapan kami adalah agar masyarakat ikut melestarikan budaya ini dengan cara mengunjunginya dan menjaganya, misalnya tidak mencorat-coret tembok, dan lainnya. Dan yang perlu diingat, motto kami adalah pelayanan," ujar ayah dari seorang putra itu saat mengakhiri wawancara.

Amar (28) saat menjaga daerah parkir kendaraan beroda dua.

TUGAS TMMB Ricky

Pada tanggal 09-09-2009 mahasiswa Universitas Kristen Petra jurusan Ilmu Komunikasi angakatan 2008 melakukan kegiatan tugas TMMB yaitu wawancara. Dapat disimpulkan dari wawancara yang telah dilakukan sebagai mahasiswa Universitas Kristen Petra sebagai berikut :
Pertama,news angle yang diambil adalah dari sisi pengunjung dan news value yang didapatkan adalah Prominence,Proximity,Timeline,dan Human Interest. Dilihat dari sisi Prominence karena tempat Tugu Pahlawan ini telah banyak dikenal dalam kalangan masyarakat,khususnya masyarakat Surabaya. Dari sisi Proximity atau kedekatan karena kita ini sebagai sesama warga negara Indonesia yang seharusnya peduli akan budaya-budaya atau kesenian di Indonesia ini terutama di kota Surabaya ini karena Tugu Pahlawan dikenal sebagai icon Surabaya. Dilihat dari sisi Timeline karena wawancara yang dilakukan ini adalah baru dan langsung ditulis. Yang terakhir adalah dilihat dari sisi Human Interest karena museum ini dilihat melalui perspektif pengunjung,museum Tugu Pahlawan ini dikenal sebagai suatu tempat wisata bersejarah yang didalamnya terdapat berbagai kesenian mulai dari barang-barang bersejarah seperti lukisan,senjata-senjata bangsa Indonesia sampai video-video yang menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda. Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia berjuang sampai titik darah penghabisan,walaupun senjata mereka adalah bambu runcing tetapi semangat perjuangan itu tetap membakar terutama arek-arek Suroboyo.
Ricky - 51408028

Saksi Bisu kota Pahlawan

Surabaya, kota yang dijuluki sebagai kota Pahlawan ini memiliki sejarah panjang tentang kisah - kisah perjuangan arek - arek Suroboyo melawan para penjajah. Kisah sukses perlawanan terhadap kaum penjajah saat itu diperingati sebagai hari Pahlawan pada tanggal 10 November 1945.
Puncaknya adalah pembangunan Monumen Tugu Pahlawan di atas tanah bekas bangunan milik pemerintah kolonial Belanda, Raad van Justitie pada tahun 1951.
Monumen yang berdiri tegak, menjulang tinggi di tengah kota Surabaya ini merupakan saksi bisu perjuangan para pemuda Surabaya terdahulu melawan para penjajah. Tugu yang berada di tengah - tengah taman dan dikelilingi tembok -tembok memutar ini terlihat sangat tegar. Kisah - kisah keberhasilan para pemuda Surabaya yang terlukiskan lewat tugu ini pun sekarang hanya tinggal sekedar hembusan angin lalu dan meninggalkan bukti sunyi berupa Tugu Pahlawan.
Relief - relief pejuang Surabaya seperti patung Bung Tomo, Gubernur Suryo dan Walikota Surabaya Doel Arnowo pun seperti sedang memandang ke arah perubahan jaman yang melupakan kisah perjuangan di masa lalu. Pendirian museum 10 November di balik Tugu Pahlawan yang memiliki peninggalan - peninggalan sejarah para pejuang Surabaya hanya sebatas bukti bahwa dulu pernah ada para pejuang yang gugur di medan perang guna mempertahankan kota Surabaya.
Tugu Pahlawan yang dulu berdiri tegak dan perkasa, melambangkan kekuatan tekad para pemuda Surabaya yang dengan gagah berani dan gugur demi mempertahankan kota Surabaya tercinta kini tinggal kenangan dan menyisakan bangunan serta memori yang tertiup arus jaman.




by Ilham Satya , 51408109

Bangunan Bernafas Kemerdekaan


Adalah tugu pahlawan yang Berlokasi ditengah kota Surabaya, sebuah bangunan yang menjulang tinggi yang berdiri diantara bangunan disekitarnya ini menyimpan sebuah rekaman pesan dan semangat kemerdekaan Indonesia yang telah luntur dan hilang dari hati bangsa Indonesia. Kompleks tempat yang dikelilingi pagar berongga disekitarnya ini memiliki satu pintu masuk yang cukup besar, sesaat setelah anda mulai melangkah masuk kedalam maka akan terlihat patung Soekarno-Hatta yang terlihat lebih besar dari ukuran yang sebenarnya berdiri didepan tembok-tembok bergaya jaman perjuangan yang terlihat hampir runtuh dengan tulisan-tulisan semangat kemerdekaan yang sengaja ditulis dengan cat berwarna merah, yang seakan menggambarkan gairah nasionalisme para pemuda Surabaya yang tak mati sejalan bertambahnya umur bangsa.
Setelah anda bejalan kedalam area tugu pahlawan, mata anda akan segera tertuju pada sebuah museum yang meliliki sebuah pintu masuk berupa lorong dengan tangga menurun serta foto-foto kemerdekaan menempel disetiap dindingnnya, setelah langkah kaki anda berada diahkir lorong maka ruangan bersudut yang sedikit berbentuk oval akan menyita banyak perhatian anda tentang sejarah bangsa indonesia, inilah ruangan lantai satu yang menyimpan relief dan tulisan kemerdekaan, foto-foto yang mengabadikan tentang suasana kota Surabaya disaat-saat raungan proklamasi kemerdekaan tahun empat lima masih terdengar keras, patung lilin para pejuang kemerdekaan, serta ruang audiovisual yaitu tempat yang sengaja dibangun untuk memutar film-film kemerdekaan.
Disudut ruangan tersebut terdapat tangga setengah melingkar yang akan membawa anda menuju kelantai atas tempat disimpannya berbagai jenis senjata peninggalan sejarah perang kemerdekaan, dan beberapa kertas yang terlihat kuning lusuh dengan pesan-pesan penting yang ditulis tangan oleh para pejuang’45. Benda-benda tersebut tersimpan dengan rapi masing-masing didalam sebuah etalase kaca yang didesain supaya dapat dilihat pengunjung namun juga tetap terjaga dari kerusakan karena ulah usil ataupun terkikis oleh waktu.
Tempat ini menyimpan dan merekam Semangat, jiwa dan hati nasionalisme para patriot bangsa guna diwariskan untuk para generasi muda penerus bangsa serta menceritakan kepada cucu-cucu mereka tentang bagaimana bangsa ini lahir dan merdeka.


Leon Agusta.k/51408089

SALAH SATU IKON SURABAYA
Surabaya memiliki beberapa ikon yang sangat terkenal. Salah satunya adalah Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh November. Museum Sepuluh November yang berlokasi di dalam lapangan Tugu pahlawan ini telah terkenal sebagai salah satu tujuan wisata kota Surabaya.
Museum yang diresmikan pada tahun 1998 ini sangat terjamin kebersihannya. Tidak ada kotoran dalam setiap ruangannya. Semuanya terawat dan kelihatan bersih. Begitupula, dengan suasana dalam museum tersebut. Suasananya sangat hening sekali.
Di museum ini, setiap barang memiliki nilai sejarah masing-masing. Senjata tradisional khas arek-arek suroboyo yang dipergunakan dalam pertempuran melawan Tentara sekutu pada peristiwa pertempuran 10 November 1945 dapat dilihat dalam sebuah kotak kaca. Berbagai koleksi foto dan lukisan serta senjata-senjata yang dipakai waktu itu unutk melawan penjajah. Selain itu, kita juga dapat mendengarkan pidato Bung Tomo yang sangat berapi-api untuk membangkitkan gelora dan hasrat rakyat akan kemerdekaan dari sebuah radio kuno. Tak lupa juga, aksi kepahlawanan arek-arek suroboyo melawan musuh dengan hanya menggunakan senjata sederhana yaitu bambu runcing yang digambarkan dalam beberapa diorama statis. Peninggalan benda-benada bersejarah ini yang terus dirawat sangat menarik dan unik.


viany urjel_51408039

SEJARAH MONUMEN TUGU PAHLAWAN DAN MUSEUM 10 NOVEMBER



Surabaya, Megan Pos (13/9)
Oleh : Davin Wiratama / 51408101

Museum yang sengaja ditenggelamkan sedalam 7 meter ini, sebenarnya mempunyai tinggi 17 meter diatas permukaan tanah. Pembangunan ini bertujuan agar bangunan museum tidak menghalangi letak dari monumen Tugu Pahlawan.
Monumen Tugu Pahlawan merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di kota Surabaya. Monumen ini merupakan obyek wisata yang berisikan cerita sejarah tentang kota Surabaya pada saat tempo dulu. Obyek wisata ini terbentuk pertama kali pada tahun 1951, berupa peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama yaitu Ir. Soekarno. Kemudian, setelah peletakan batu pertama pada tahun itu juga monumen Tugu Pahlawan dibangun.
Menurut, Pak Yayan yang bertugas sebagai pengelola dan pemelihara museum tersebut. Pada tahun 1952 diresmikanlah monumen Tugu Pahlawan, pembangunan Tugu Pahlawan ini bertujuan untuk mengenang jasa pahlawan pada saat peristiwa 10 November. Dimana sebanyak 10.000 orang arek-arek Surabaya tewas dalam pertempuran melawan tentara sekutu.
Lokasi yang sekarang dipakai untuk penempatan monumen Tugu Pahlawan, merupakan bekas lokasi yang semula dipakai untuk gedung pengadilan Belanda yang berguna untuk mengadili orang-orang pribumi ataupun orang-orang Belanda yang melakukan pelanggaran hukum dan bangunan ini dikenal dengan sebutan Raat Vanyustisi. Menurut Pak Yayan, dahulu disekitar kawasan gedung pengadilan tersebut hanya terdapat bangunan kantor gubernur, gedung bioskop, dan tempat pemberhentian bis susun.
Pembangunan museum 10 November baru diresmikan pada tahun 1998. Pada saat itu museum tersebut telah berisikan barang-barang sejarah yang dipakai oleh arek-arek Surabaya untuk melawan para sekutu, juga didalam museum tersebut terdapat cerita-cerita perjuangan mereka dalam menyusun strategi untuk melawan sekutu, serta terdapat pula miniatur tentang kawasan mana saja yang dipakai pada saat perlawanan terhadap sekutu.

BANGKITNYA KEMBALI KEEKSISAN TUGU PAHLAWAN



BANGKITNYA KEMBALI KEEKSISAN TUGU PAHLAWAN
Surabaya, Tugu Pahlawan yang terletak di seberang Kantor Gubernur Jatim tidak asing lagi dalam sejarah bangsa Indonesia hingga saat ini tempat ini masih sering dikunjungi oleh masyarakat Surabaya. Purnomo selaku Pengawas Taman mengakui berbagai kegiatan acara perayaan sering kali dilakukan disini, para pelajar sekolah Surabaya maupun luar Surabaya tidak jarang melakukan kunjungan ke Tugu Pahlawan untuk mengisi kegiatan pembelajaran mereka, baik mengadakan penelitian hingga lomba pentas seni, lomba busana daerah dalam merayakan HUT Kemerdekaan hingga serangkaian acara umum yang mengundang artis ibu kota pernah dimeriahkan di Tugu Pahlawan. Tidak hanya itu kegiatan rutin juga dilakukan di Tugu Pahlawan, senam mingguan oleh para ibu PKK Surabaya dan kegiatan jogging oleh masyarakat sekitar.
Eksisnya Tugu Pahlawan kembali bangkit terlihat saat hari minggu pengunjung mencapai hingga 4000 bahkan lebih dari itu ungkap Teguh selaku cleaning service taman Tugu. Lebih lagi ungkapnya Instansi pendidikan tidak jarang mengajak para pelajar mereka untuk datang berkunjung mengamati dan melakukan penelitian tempat sejarah ini.
Kemarin 10/09 sekumpulan mahasiswa Universitas Kristen Petra melakukan kunjungan Tugu Pahlawan, Livita(19) mahasiswi UKP mengakui kunjungan mereka dilatarbelakangi oleh tugas mata kuliah Teknik Mencari dan Menulis Berita, Vita dan kawan-kawannya datang selayaknya wartawan yang akan meliput berita mengenai Tugu Pahlawan, Vita sendiri tertarik meliput berita mengenai lingkungan Taman Pahlawan, baginya kunjungan ini sangat bermanfaat selain memberi wawasan sejarah didalam museum, Ia tidak luput mengunjungi Tugu Pahlawan yang dibangun 7 meter dari permukaan tanah sebab menurutnya Tugu ini dibangun untuk menjadi hal pertama yang dikenal sebagai Tugu Pahlawan bangsa Indonesia. Baginya tempat ini wajar sekali jika dikunjungi oleh masyarakat sebab banyak hal menarik didalamnya apalagi ini merupakan salah satu peninggalan sejarah bangsa Indonesia.
Purnomo sendiri menjelaskan bahwa banyak hal yang wajar yang menjadikan alasan tempat ini terus dikunjungi, selain daya tarik Tugu Pahlawan dan Museum 10 November ini, banyak hal lagi yang masih bisa diamati seperti adanya patung-patung pahlawan disetiap ujung taman tanaman-tanaman yang tertata rapi dan tidak kalah penting baginya para pekerja selalu mempertahankan keasrian lingkungan Taman agar pengunjung selain menikmati sisi sejarah dapat pula menikmati pemandangan dan keasrian taman yang ada. Kesan baik dan menyenangkan pengunjung akan membawa nama baik terus bagi tempat ini. Menurutnya menjaga kebersihan lingkungan Tugu Pahlawan dan sekitarnya telah disadari oleh setiap pengunjung.
Menurut Purnomo selaku Pengawas Taman dan pembersih Taman adanya ketegasan yang diberikan oleh Pemerintah untuk menjaga keasrian taman bersejarah ini agar setiap pengunjung tidak hanya mengetahui sejarah Indonesia tapi selalu memiliki kesan baik terhadap taman Tugu ini beserta lingkungannnya. Ketegasan juga diberikan bagi para penjual pinggir jalan guna mencegah pembuangan sampah sembarangan.
Pengakuan dari Teguh, cleaning service Tugu Pahlawan dan Museum adalah hal yang sangat menarik dan bersejarah tentunya terlihat dari museum yang penuh dengan benda-benda bersejarah apalagi suara rekaman asli Soekarno berpidato menjadikan pendengar serasa turut berperang. Hal-hal inilah menurutnya yang membuat pengunjung seolah-olah merasakan lagi bau sejarah saat kita berada didekat kondisi dan situasi tempat bersejarah. (DES/ING)

Dokumentasi bersama narasumber :
Foto Penulis bersama Pak Purnomo(43) Pengawas Taman Tugu.



Foto bersama Mahasiswi UKP, Livita(19)



Foto Narasumber :
Pak Teguh(33) selaku Cleaning Servise Museum dan Livita(19) selaku Mahasiswi UKP



Mahasiswa Universitas Kristen Petra mengamati isi museum





Dokumentasi museum lantai 1



Dokumentasi dalam museum (terlihat recorder pidato Soekarno)



Nama :Desiana
NRP :51408062

Kesetiaan Penghuni Tugu Pahlawan

Kesetiaan Penghuni Tugu Pahlawan

Surabaya, Tugu Pahlawan dan museum menjadi daya tarik masyarakat sekitar untuk berkunjung adalah hal yang sangat wajar, Teguh(33) selaku cleaning service yang bekerja kurang lebih 4 tahun di Tugu Pahlawan mengungkapkan bahwa Tugu ini dirawat semenjak dulu, masyarakat dilarang membuang sampah sembarang, selain itu disetiap sudut taman diberi tempat pembuangan sampah. Hal ini diharapkan agar pengunjung dapat menjaga kebersihan lingkungan taman.
Pak Teguh setiap harinya mulai bekerja pukul 06.30 hingga 16.00. Namun berbeda dengan bulan puasa ini, Pak Teguh bekerja dari pukul 06.30 hingga 14.30. terkadang ada kalanya Ia mendapat waktu istirahat ia gunakan untuk bersantai sejenak dengan teman-temannya. Ia mengakui memiliki beberapa teman baik yang enak diajak berbincang dikala waktu senggang.
Teguh(33) mengakui bahwa ia penuh dengan suka cita dalam menjalani pekerjaannya, meskipun ia hanya menjadi seorang cleaning service, baginya itu telah menjadi bagian terpenting dalam sebuah kehidupan. Dalam kehidupan, kebersihan adalah pangkal kesehatan. Menjadi orang kecil bukanlah berarti hal terberat baginya karena menurutnya meskipun ia hanya orang kecil tetapi pekerjaan sangat dirasakan oleh para pengunjung Tugu. Pekerjaan yang dilakukannya menjadikan pengunjung merasa bersih dan nyaman, asalkan hal itu dapat tercapai rasa puas telah ia rasakan.
Teguh sangat menghargai bahkan mencintai pekerjaannya saat ini sebab baginya tidak mudah mencari pekerjaan dijaman seperti ini, Ia mengakui masih jauh lebih banyak yang membutuhkan pekerjaan bahkan ia menyadari masih banyak temannya yang masih sulit mencari makan karena tidak memiliki pekerjaan.
Saat ini yang terpenting ia akan menjalani pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan penuh suka cita apalagi pekerjaannya di tempat bersejarah sudah selayaknya Ia memberikan hal terbaik yang Ia mampu lakukan, jika perlu hingga akhir hayatnya.

Wawancara Livita bersama Teguh Riswanto (33)




Livita Wijaya (51408043)

Dilema Penjual Es Tebu di Bulan Puasa


Bulan Puasa adalah bulan penuh berkah. Kesempatan untuk menabung pahala sebanyak-banyaknya. Bagi para pedagang textile, keuntungan bisa naik beberapa kali lipat. Tentu saja karena masyarakat berlomba membeli pakaian baru. Entah untuk dipakai sendiri atau di berikan pada sanak keluarga. Demikian pula dengan pedagang lain seperti pedagang sembako atau kue-kue yang juga meraup banyak keuntungan, apalagi beberapa hari sebelum lebaran.
Tapi bagaimana dengan penjual minuman yang seakan “dilarang” berjualan selama bulan puasa?? Apalagi di negara yang mayoritas beragama muslim dan berpuasa ini, pastilah pendapatan mereka berkurang. Sangat ironi, padahal mereka juga butuh uang untuk lebaran nantinya.
Seperti yang di alami oleh Ibu Imam, seorang penjual es tebu di Jalan Pasar Turi Surabaya. Siang itu (9/9) matahari cukup terik menyinari Surabaya, terutama kawasan depan Tugu Pahlawan yang nyaris tidak ada pohon peneduh bagi orang yang sibuk beraktivitas di sekitar sana.
Dengan alat yang sangat sederhana, sebuah toples untuk tempat esnya ditaruh di atas gerobak tua berwarna hijau dan dinaungi payung besar warna-warni, sekedar untuk melindungi para pelanggan setianya dari sengatan sang surya, Ibu Imam duduk menunggu siapa saja yang ingin membeli barang segelas saja es tebunya.
Dengan kaos hijau yang lusuh, rok kain panjang serta kerudung merah menutupi rambutnya, Ibu Imam dengan cekatan memencet keran dari toplesnya, menuangkan es tebu ke dalam gelas dan memberikannya pada pembeli.
Umur yang lebih dari setengah abad, tak menghalanginya untuk tetap bersemangat melayani para pembeli. Menurut penuturan Ibu Imam, pada bulan-bulan biasa, ia bisa menjual hingga 70 gelas es tebu dalam sehari. Harga per gelasnya cukup murah, hanya Rp 1.000 saja. Itu berarti kurang lebih Rp 70.000 yang dapat ia kantongi. Namun di bulan puasa, pendapatannya berkurang 50% atau bahkan kurang.
Pernah juga ia di olok orang karena tetap berjualan selama bulan puasa dan dikatakan tidak menghormati orang yang puasa. Padahal Ibu Imam sendiri juga berpuasa. Lantas apakah semua penjual makanan dan mnuman harus tidak berjualan dan otomatis tidak punya pendapatan selama bulan puasa?? Apa yang akan mereka makan, karena berjualan adalah satu-satunya sumber nafkah mereka, sekedar untuk menyambung hidup.
Meskipun terlihat hidup susah dengan usahanya, karena tak ada seorang anaknya pun –dari ketujuh anaknya- yang membantu beliau, ternyata Ibu Imam masih punya rasa suka tersendiri dalam berjualan es tebu, yang sudah digelutinya selama 20 tahun lebih. Beliau mengaku sangat senang ketika bisa memberikan kelegaan pada pelanggannya yang kehausan.
Sementara dukanya adalah ketika ada yang membeli es-nya, tapi tidak membayar, padahal seandainya orang itu meminta dan berbicara terus terang, Ibu Imam ikhlas untuk memberikannya secara Cuma-cuma. Duka lainnya adalah ketika ia harus berpindah-pindah demi menghindari kejaran Satpol PP.
Satu harapan sederhana yang menjadi impian beliau adalah untuk bebas berjualan tanpa harus khawatir dikejar Satpol PP sehingga harus berpindah-pindah tempat. Selain itu beliau juga berharap dengan hasil jualannya ia bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri untuk dapat hidup walau dengan sangat amat sederhana.
Semoga teriakan ibu Imam yang mewakili rakyat kecil ini dapat didengar oleh para penguasa negara ini, untuk lebih memperhatikan rakyat kecil dan senatiasa ingat agar tidak memakan uang rakyatyang bukan miliknya. (m@d)

Nama : Ayub Dahana
NRP : 51408053
Kelas : A TMMB

Museum 10 November Yang Membuat Bulu Roma Berdiri


SURABAYA-Museum 10 November yang di resmikan pada tahun 2000 ini terletak di lapangan Tugu Pahlawan . Nama “10 November” diberikan pada museum ini untuk mengenang dan memberikan rasa hormat kepada para pahlwan terutama arek-arek suroboyo yang pada masa itu berhasil melawan company . Peristiwa berdarah yang mengharumkan nama Indonesia itu tepat tanggal 10 November sesuai dengan nama Museum yang berada di kota Surabaya ini. Koleksi-koleksi yang ada dalam Museum 10 November ini seperti Patung pahlwan , Diorama statis , Senjata , Replika Bambu Runcing,Sosiodrama Bung Tomo dan masih banyak lagi koleksi yang menarik . Sosiodrama Bung Tomo , dengan media ini kita dapat mendengarkan rekaman asli pidato Bung Tomo yang mengajak para pemuda-pemuda Indonesia untuk menjawab tantangan Belanda , mendengar rekaman pidato ini membuat bulu roma yang mendengarnya menjadi berdiri dan terbawa emosi kita untuk ikut berperang melawan penjajah.

Fendi Tahjudin Nor 51408068

Derita Penukar Uang, di Bulan Ramadhan


Hari Rabu (9/9), pukul 11.45.
Di Jalan Pasar Turi di dekat
Tugu pahlawan, banyak orang
yang berebut konsumen untuk
menawarkan jasa penukaran
uang yang lagi marak
di Bulan Suci Ramadhan.
“Setiap ada Pengguna motor
Atau mobil yang berhenti, kami
langsung menawarkan uang,”
tutur salah satu seorang
penukar uang itu.
Seorang pengendara motor yang berhenti di jalan Pasar Turi untuk menukarkan uang.

SURABAYA, TMMB - Di Bulan Ramadhan ini banyak cara yang dilakukan sebagian masyarakat surabaya untuk mencari rejeki, antara lain dengan melakukan pekerjaan dalam bidang jasa. Pekerjaan yang dimaksud itu adalah penukaran uang receh yang sekarang ini musim dilakukan orang untuk mencari rejeki. Ditengah-tengah teriknya sinar matahari di jalan Pasar Turi surabaya, Suyono (26) warga Kapasan ini yang berangkat dari rumah jam 08.00 pagi harus rela menahan panasnya sinar matahari untuk menunggu konsumen yang ingin menukarkan uang. Pekerjaan ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga saat lebaran nanti. Keuntungan yang dihasilkan tidak banyak, 5 ribu setiap transaksi 1 mata uang. Itu pun tidak pasti keuntungan yang didapatkan, karena Suyono mengambil dari pengempul uang setiap harinya berbeda harga. Suyono terpaksa mengambil uang eceran dari para pengempul uang, ini dikarenakan tudak mempunyai kerabat atau teman yang bekerja di bank indonesia. Pekerjaan yang dilakoni Suyono ini tidak mudah, harus melawan teriknya sinar matahari dan juga suka duka yang dialaminya. Sukanya “laris, kemudian senang karena laku dan dukanya sering diperlakukan seenaknya oleh pembeli setiap menawar, dianggap uang palsu juga pernah,” kata Suyono. Selain itu banyak lagi yang dialmi oleh sebagian orang yang bekerja sebagai penukara uang, harus berebut pembeli dengan dengan penukar uang lainnya setiap ada yang datang untuk menukarkan uang. Pengertian antara penukar uang benar-benar juga diperhitungkan karena jika tidak pasti ada masalah yang timbul, bukan hasil yang didapat. Kata Suyono, “ jika memiliki pelanggan, saya tidak perlu ngotot untuk berebut pembeli”. Uang yang tidak laku untuk dijual ke pembeli, saat mendekati lebaran atau saat lebaran nanti diobral, ini dikarenakan uang itu tidak habis dan supaya modal yang sudah dikeluarkan tidak rugi banyak.

Nama : Rahardian H. Putra – 51408061 – TMMB - A

Oh Tugu Pahlawanku...


SURABAYA-Tugu Pahwalan merupakan salah satu monument yang bersejarah di Surabaya dikarenakan tugu tersebut dibuat untuk mengenang jasa para pahlwan dan arek-arek Suroboyo yang begitu gigih dan pemberani untuk melawan tentara Belanda.Mereka memperjuangkan hidup matinya demi kota Surabaya.Tugu Pahlwan berada di Jl.Bubutan dekat Jl.Pasar Besar . Di Museum Tugu Pahlawan terdapat benda-benda bersejarah yang terkenal seperti senjata milik belanda , radio jaman dahulu dan lain – lainnya. Museum tersebut juga memiliki diorama apabila kita memasukan koin akan terdengar suara dari orang – orang pada jaman dahulu dan dapat mengerti cerita pada saat itu . Tidak hanya itu saja , museum tersebut juga memiliki patung perjuangan saat para pahlawan berperang . Patung-patung dan diorama tersebut juga diletakan sesuai kejadiaan saat itu mulai saat konfrensi dengan Belanda , para rakyat mendengar berita dari radio sehingga berperang dengan tentara Belanda.

ROBBY SOETIKNO 51408069

Museum Sepuluh November

(nonik, 51408067)

Kunjungan saya kali ini ke tempat bersejarah bernama Monumen Tugu Museum 10 November yang masih berada di seputar areal Tugu Pahlawan, Museum ini terletak di Jalan Pahlawan, Kecamatan Bubutan, Surabaya. Museum ini didirikan untuk melengkapi fasilitas informasi kepahlawanan pemuda Surabaya yang diabadikan melalui Tugu Pahlawan. Namun, yang saya bahas kali ini seputar benda-benda bersejarah yang ada di Museum Sepuluh November. Menariknya Museum ini memiliki benda-benda bersejarah dan diorama statis (semacam tiruan untuk menggambarkan sebuah peristiwa) yang menggambarkan situasi saat itu dan pidato Bung Tomo yang membakar semangat. Ada juga papan nama untuk para pahlawan tak dikenal, senjata-senjata peninggalan yang masih tampak terawat, juga ada patung saat pejuang Indonesia mencoba mempertahankan bendera negara, dll. Benda-benda tersebut dijaga dengan baik oleh para penjaga yang ada di Museum, hal ini terlihat pada saat saya memasuki dan melakukan pengamatan.
Dalam bangunan yang terbilang cukup unik tersebut karena penataan ruang yang menarik dan simpel terdapat sejumlah peraturan yang harus diikuti oleh para pengunjung, salah satunya seperti larangan untuk memotret, hal ini dilakukan oleh tim keamanan setempat untuk menghindari plagiat yang tidak bertanggungjawab, karena hal tersebut saat menuruni anak tangga saya berusaha memotret sembunyi-sembunyi, saya menggunakan tangga turun karena lift dan elevator yang ada sedang tidak dapat beroperasi.
Kemarin saat saya mengunjungi tempat peninggalan sejarah tersebut suasana tampak lengang dan sedikit sekali yang berkunjung, dapat dikatakan hanya kami rombongan UK Petra yang menyemarakkan Museum pada siang hari. Berkunjung ke obyek wisata seperti Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh November dapat menambah wawasan kita dalam mengetahui sejarah Kota Surabaya.

tugas TMMB MaureenSisilia 51408015

Mengintip Museum di Dalam Tugu Pahlawan

Surabaya yang terkenal dengan sebutan kota pahlawan memiliki beberapa bangunan yang menyimpan sejarah perjuangan rakyat Surabaya. Salah satunya adalah Tugu Pahlawan.Tugu yang didirikan pada tahun 1951 tersebut memiliki sebuah museum yang bernama Museum 10 November. Museum tersebut menyimpan barang-barang bersejarah pada masa rakyat Surabaya ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.
Museum 10 November yang diresmikan pada tahun 1998 tersebut terbagi atas dua lantai, yaitu lantai dasar dan lantai atas. Memasuki museum di lantai dasar terdapat ruang pameran yang berisi benda-benda sejarah yang digunakan dalam peperangan, patung-patung yang menggambarkan perjuangan arek-arek Suroboyo, serta foto-foto yang memperlihatkan keadaan kota Surabaya tempo dulu. Di dalam museum lantai dasar terdapat gugus patung yang bermacam-macam. Patung-patung tersebut ada yang menggambarkan suasana saat beberapa anggota masyarakat mendengarkan pidato Bung Tomo dari siaran langsung RRI. Tepat di tengah-tengah ruangan, terdapat gugusan patung yang melingkar cukup besar. Pada lingkaran tersebut terdapat patung-patung berbentuk manusia yang memperlihatkan keadaan pemuda-pemuda yang berjuang sampai titik darah penghabisan.
Selain itu, di museum lantai dasar juga terdapat koleksi pidato Bung Tomo, koleksi bambu runcing yang digunakan rakyat Surabaya di dalam pertempuran 10 November dengan panjang yang bermacam-macam, auditorium dan diorama elektronik yang digunakan untuk memutar film tentang perjuangan, serta foto-foto dan lukisan yang menggambarkan kota Surabaya tempo dulu. Semua benda-benda tersebut tertata dengan rapi dan masing-masing memiliki tulisan-tulisan yang memberikan keterangan tentang arti dari benda tersebut.
Pada satu sisi dari museum lantai dasar terdapat tangga yang menuju ke museum lantai dua. Di lantai dua terdapat dua lorong gelap yang terbuka dan bertuliskan ”diorama statis”. Memasuki diorama statis tampak miniatur-miniatur yang dilindungi kaca bening, miniatur-miniatur tersebut memperlihatkan suasana-suasana yang berbeda satu sama lain. Ada suasana saat upacara, ada suasana pelantikan, ada pula suasana kapal yang sedang berlayar di perairan. Masing-masing miniatur memiliki peristiwa yang bersejarah di masa perjuangan. Selain diorama, di lantai dua museum tersebut juga terdapat koleksi senjata yang digunakan pejuang dalam pertempuran 10 November. Semua jenis senjata tempur terdapat di museum lantai dua. Di lantai dua juga terdapat radio milik Bung Tomo serta foto-foto dan lukisan para pejuang yang turut berpartisipasi dalam perebutan kemerdekaan Indonesia.
Museum 10 November adalah salah satu bangunan yang penting di Surabaya karena menyimpan banyak rahasia sejarah perjuangan rakyat Surabaya yang tidak banyak diketahui masyarakat saat ini. Museum tersebut adalah saksi bisu yang menggambarkan kegigihan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Dari museum itu kita dapat belajar serta mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur demi mencapai kebebasan yang kita rasakan saat ini.



Maureen S.A/51408015

Peran Museum Sepuluh November di Monumen Tugu Pahlawan


Surabaya merupakan kota yang bersejarah bagi kemerdekaan bangsa Indonesia, di kota inilah terjadi pertempuran antara arek-arek Suroboyo melawan tentara sekutu demi mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih bangsa ini. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945, yang sekarang diperingati sebagai Hari Pahlawan. Hal ini lah yang menjadikan Surabaya disebut sebagai kota Pahlawan. Dan untuk memperingati peristiwa yang sering disebut sebagai Pertempuran 10 November 1945 itu, pada tanggal 10 November 1951 dibangun lah monumen setinggi 45 meter, yaitu Tugu Pahlawan. Dibangun di tengah kota di atas lahan seluas 2,5 hektar, Tugu pahlawan sudah seharusnya menjadi salah satu kebanggaan warga Surabaya atas sejarah kota mereka.
Selain tugu di sana juga terdapat Museum Sepuluh November, yang berisi koleksi benda-benda bersejarah bagi kemerdekaan. Sehingga selain melihat tugu, masyarakat juga bisa diingatkan kembali oleh sejarah kemerdekaan bangsa melalui museum ini. Kehadiran museum ini sendiri diharapkan menjadi pelengkap bagi pelestarian sejarah bangsa Indonesia di kota Surabaya. Pengunjung akan disuguhi oleh banyak barang-barang yang menjadi saksi perjuangan kemerdekaan. Di ruang utama museum terdapat patung yang menggambarkan perjuangan rakyat Surabaya dalam pertempuran, di sekelilingnya juga terdapat foto-foto tentang profil Surabaya pada saat awal kemerdekaan dan juga ilustrasi pada saat warga Surabaya mendengarkan pidato dari Bung Tomo di radio. Memasuki lantai dua banyak dipajang senjata yang dipakai dalam perjuangan rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan, terdapat naskah asli ultimatum yang dikeluarkan tentara Sekutu kepada rakyat Surabaya, dan juga terdapat beberapa ruangan yang di dalamnya berisi diorama beberapa peristiwa penting kemerdekaan.
Namun jika dibandingkan dengan luas ruangan, koleksi-koleksi yang ada agaknya masih terasa longgar. Beberapa sudut di dalam museum juga hanya dihiasi oleh cermin besar. Sehingga untuk melihat keseluruhan koleksi museum hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit. Fasilitas yang ada cukup bagus, terdapat lift dan juga tangga eskalator yang dapat memudahkan pengunjung dalam mengelilingi museum, namun fasilitas-fasilitas tersebut sepertinya tidak selalu dapat digunakan, seperti pada saat penulis mengunjungi tempat ini, fasilitas-fasilitas tersebut tidak dapat digunakan. Pengunjung pada saat itu juga bisa dikatakan sepi, hanya ada sekitar 40 pengunjung dan kira-kira 85% nya merupakan mahasiswa UK Petra yang sengaja datang untuk memenuhi tugas kuliah. Menurut seorang petugas penjaga museum yang sempat penulis wawancarai, koleksi-koleksi yang ada memang perlu ditambah lagi. Dalam memenuhi perannya juga sebagai pembangkit semangat kemerdekaan bagi masyarakat umum, Museum Sepuluh November seharusnya dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi seluruh rakyat khususnya warga Surabaya. Penambahan koleksi dan beberapa fasilitas pendukung lainnya mungkin juga akan menjadi peningkatan daya tarik tersendiri bagi Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh November. Museum juga dapat menjadikan masyarakat semakin mengerti dan dekat dengan sejarah berdirinya bangsa mereka. Sehingga melalui tugu ini dan juga museum yang menarik, akan juga dapat menambah semangat nasionalisme dan persatuan bagi bangsa Indonesia. (andry,51408036)

Sabtu, 12 September 2009

Partisipasi Masyarakat Terhadap Monumen Tugu Pahlawan



by : Dea Anggraeni Utomo (51408019)


X-tremepost,
Surabaya - Partisipasi masyarakat Surabaya dalam menjaga kelestarian Monumen Tugu Pahlawan merupakan suatu bagian dari rasa bangga mereka terhadap para Pahlawan yang berhasil berjuang untuk membela Negara kita dari jajahan Negara lain. Partisipasi masyarakat selain menjaga kelestarian, para pengunjung juga harus menjaga kebersihan dan keamanan dari Monumen Tugu Pahlawan tersebut. Di dalam Monumen tersebut, terdapat museum yang didalamnya banyak sekali barang-barang peninggalan sejarah yang digunakan oleh para pahlawan kita. "Oleh sebab itu kita harus menjaga dan melestarikan Monumen ini." kata salah satu pengunjung. Partisipasi masyarakat yang lainnya adalah dengan datang mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan ini sebagai rasa hormat mereka terhadap para Pahlawan. Saat datang pun mereka tidak merusak bahkan mencuri miniatur yang ada di dalam Monumen ini.
Selain itu disetiap hari minggu Monumen Tugu Pahlawan juga sering digunakan sebagai tempat pusat berjualan pedagang kaki lima. Adapun berjualan barang-barang maupun makanan. Surabaya juga sering menggunakan halaman Monumen Tugu Pahlawan ini sebagai ajang konser penyanyi papan atas, agar para masyarakat dapat mengenang para Pahlawan disana.

Argumentasi Satpam Monumen Tugu Pahlawan


51408008.Yenny Wijayanti

Moypost (12/09), Surabaya-Tugu Pahlawan, Seorang satpam di dalam monumen yang berhasil diwawancarai menceritakan pendapat-pendapatnya tentang tugu pahlawan, ia bekerja satu setengah tahun lamanya, (Edi,37tahun). Baginya arti bangunan tugu itu sendiri sangatlah penting, karena memang dibangun untuk memperingati sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat penjajahan di tahun 1945 hingga kemerdekaannya, dan kini Indonesia bisa menjadi Negara yang cukup maju. Keamanan di dalam monumen ini selalu dijaga untuk melestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah dan satpampun tidak segan untuk menegur bagi pengunjung yang berlaku tidak sopan seperti mencoret-coret atau hendak merusak patung, miniatur, senjata bahkan yang hendak mencuri benda bersejarah lainnya yang ada di dalam monumen itu. Tidak hanya menegur pengunjung tentunya, namun juga ikut berpatisipasi monumen tersebut. Satpam ini pun menggambarkan betapa bangganya dia terhadap monumen, karena menurutnya jika tidak ada monumen ini maka kita sebagai penerus bangsa tidak dapat mengetahui bagaimana kerasnya perjuangan pahlawan kita melawan penjajah hingga titik darah penghabisan, Edi pun mengabdi bekerja di monumen itu sebagai bentuk rasa babggabya terhada tugu Pahlawan. Dalam kesehariannya menjaga monumen itu terkadang tiap malam ia mendengar ada suara derap sepatu tentara di lantai dua, namun semua itu sama sekali tidak pernah membuatnya mundur dari tugasnya dalam menjaga kelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah itu. “Untuk adik-adik diseluruh rakyat Indonesia khususnya Surabaya, tolong menjaga kelestariannya monumen Tugu Pahlawan ini, “kata Edi dalam wawancara siang hari itu.