Rabu, 16 September 2009

"Kepedulian yang harus kembali"

Surabaya, 9/9/2009.Tugu Pahlawan merupakan salah satu icon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan .Monumen ini setinggi 45 meter, memiliki sisi sebanyak 10 bidang. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah Indonesia kembali. Monumen ini berada di tengah-tengah kota, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Monumen Tugu Pahlawan cukup menjadi pusat perhatian di kalangan masyarakat terutama tanggal 10 November dimana pada tahun1945 banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Pada tanggal 9 September 2009, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dari Universitas Kristen Petra berkunjung ke Tugu Pahlawan untuk mengobservasi sekaligus mewawancara orang-orang yang ada di dalam maupun diluar Tugu Pahlawan. Masyarakat Surabaya ternyata jarang sekali mengunjungi icon Surabaya ini, banyak yang tidak tahu apa yang terdapat di dalam monumen Tugu Pahlwan. Contohnya adalah sebenarnya Tugu Pahlwan ini dibangun 7 meter di atas permukaan tanah. Klarensius Ade Rianto sebagai Mahasiswa Universitas Kristen Petra Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus pengunjung dari Museum 10 November juga berpendapat sama. "Saya barupertama kali memasuki Tugu Pahlawan ini dan saya kagum dengan benda-benda bersejarah yang ada di dalam Tugu Pahlawan ini,saya jadi teringat jasa-jasa para pahlawan karena sudah berjasa mempertahankan bangsa Indonesia." Contohnya adalah pada saat arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda dan diganti dengan bendera Indonesia di Hotel Yamato. Klarensius menambahkan bahwa di era globalisasi ini kita sebagai mahasiswa ataupun bangsa Indonesia ini tidak boleh mementingkan diri sendiri dan harus lebih mementingkan gotong royong. Johansen sebagai Mahasiswa Universitas Kristen Petra Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus pengunjung dari Museum 10 November juga menambahkan bahwa ia juga terharu dan kagum melihat perjuangan bangsa Indonesia karena mereka rela mati melawan Belanda,Jepang yang mempunyai senjata lebih canggih. Johansen juga berkata,"Sebagai mahasiswa kita harus belajar dengan baik demi pembangunan bangsa Indonesia ini dan tetap mempunyai jiwa nasional. " Pengunjung ternyata tidak hanya terharu dan kagum dengan perjuangan bangsa Indonesia tersebut,tetapi pengunjung juga tertarik kepada benda-benda bersejarah yang terdapat di dalam Monumen Tugu Pahlawan. "Saya tertarik dengan sebuah lukisan dari kayu yang terdapat di depan pintu masuk,kita jadi teringat perjuangan bangsa Indonesia yang begitu gigih meskipun hanya menggunakan senjata bambu runcing . " ujar Johansen.
Melalui kunjungan ini ada banyak hal yang dapat kita amati dan pelajari,kita sebagai bangsa Indonesia khususnya masyarakat Surabaya harus mempunyai sikap nasionalis dan peduli dengan cara turut serta menjaga budaya-budaya yang menjadi icon Surabaya yang salah satunya adalah Monumen Tugu Pahlawan. Dan juga di era globalisasi ini kita sebagai mahasiswa harus belajar dengan baik,tidak boleh egois dan lebih mengutamakan gotong royong seperti yang dikatakan Klarensius Ade Rianto sebagai pengunjung Monumen Tugu Pahlawan.
Ricky
51408028

Tidak ada komentar:

Posting Komentar