Minggu, 13 September 2009

Minggu, 13 September 2009

Surabaya dan Sejarahnya


Surabaya-Museum Sepuluh November yang didirikan pada tahun 1998 dan diresmikan pada tahun 2000 ini didirikan sebagai bentuk kebanggaan atas kemenangan arek-arek Suroboyo pada pertempuran heroik tanggal 10 November 1945. Museum yang terletak di dalam lapangan Monumen Tugu Pahlawan ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata kota Surabaya. Kubah museum ini sengaja dibuat menyerupai piramid yang ditenggelamkan sedalam 7 meter di bawah permukaan tanah agar tidak menghalangi keberadaan Monumen Tugu Pahlawan.

Sebelum memasuki pintu museum, terdapat relief tulisan nama-nama pimpinan dan pejuang yang gugur. Museum ini terbagi menjadi dua lantai. Pada lantai dasar terdapat gugus patung 10 November dengan semboyannya “Merdeka atau Mati”, patung peraga suasana arek-arek Suroboyo saat mendengarkan pidato Bung Tomo, rekaman asli pidato Bung Tomo, yang sangat bersemangat membangkitkan gelora dan hasrat rakyat akan kemerdekaan, yang dapat didengarkan dari sebuah radio kuno dan rekaman ini didapat dari radio RRI, replika bamboo runcing yang merupakan senjata tradisional khas arek-arek Suroboyo yang dipergunakan dalam pertempuran melawan tentara sekutu pada peristiwa pertempuran 10 November 1945, senjata tersebut biasanya dibuat dari bambu “Apus” atau “Ori” yang dipangkas meruncing pada salah satu ujungnya, konon katanya senjata tersebut diberi mantra agar memiliki kekuatan, diorama elektronik dan audiotorium yang digunakan untuk memutar film, serta koleksi foto-foto dan lukisan, antara lain: lukisan suasana aloon-aloon straat, foto stasiun semut yang dulunya bernama stasiun kota Surabaya hingga kini masih beroperasi sebagai stasiun kereta api, foto Monumen Tugu Pahlawan pada tahun 1953, foto parade tentara Jepang di sekitar Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, foto peristiwa pertempuran 10 November 1945, dan lain sebagainya. Pada lantai atas terdapat diorama statis 1 dan diorama statis 2 yang menggambarkan aksi kepahlawanan arek-arek Suroboyo, yang hanya dengan menggunakan senjata sederhana yaitu bambu runcing, mampu memenangkan pertempuran melawan musuh, koleksi senjata dan koleksi Bung Tomo, yaitu panji-panji ibu tentara Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) di Jawa Timur, karangan atau catatan harian Bung Tomo, foto kenang-kenangan pada waktu kongres BPRI, dan gelas kenang-kenangan Bung Tomo dari kongres BPRI, yang disumbangkan dari Ny. S. Tomo (keluarga Bung Tomo), radio Bung Tomo, serta koleksi foto dan lukisan.

Museum ini didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam pertempuran heroik tanggal 10 November 1945. Pada lantai atas para pengunjung dilarang mengambil gambar dengan tujuan agar barang-barang sejarah peninggalan Bung Tomo tidak dikomersilkan dan supaya kebenaran ceritanya tidak dilecehkan. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memelihara isi museum ini, yaitu gugus patung yang terbuat dari kayu tersebut disemir ulang apabila warnanya sudah mulai mengelupas atau memudar, membersihkan debu atau kotoran pada barang peninggalan Bung Tomo dan relief ataupun koleksi lainnya. Pada museum ini yang terpenting adalah isi rekaman asli pidato Bung Tomo yang berapi-api membangkitkan gelora dan hasrat seluruh orang yang mendengarkan akan kemerdekaan.




Tjoa Cynthia – 51408013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar