Jumat, 11 September 2009

Masyarakat Minati Tugu Pahlawan


Sherly Marcellina (NIP: 51408011)


Surabaya – Htori Post
Tugu Pahlawan tampak lenggang hari Rabu lalu (9/9). Hampir tidak ada seorangpun di sana kecuali seorang anggota satuan pengamanan dan Tim Jurnalistik UK Petra. Sama sekali tidak terlihat ada aktivitas di sana. Bahkan juga tidak ada penjual makanan atau minuman yang lazim ada di tempat wisata seperti Tugu Pahlawan ini. “Hahaha…. Tentu saja sepi. Ini ‘kan bulan puasa,” kata Edi (37) satu-satunya petugas yang ada di sana.

Ketika Htori Post mengejar Edi dengan pertanyaan apakah di bulan lain Tugu Pahlwan ini ramai, dia menjelaskan bahwa tempat wisata sejarah Tugu Pahlawan ini tetap diminati oleh masyarakat, baik masyarakat warga Surabaya maupun masyarakat yang berasal dari luar Surabaya. “Jangankan Jatim, Mbak. Lha wong yang dari Sumatra saja ada kok yang berkunjung di sini,” katanya dengan bangga.

Lebih lanjut Edi yang sudah bertugas sebagai satuan pengamanan Tugu Pahlawan sejak sekitar dua tahun yang lalu itu mengatakan bahwa masyarakat masih sangat antusias untuk melihat salah satu ikon kota Surabaya ini. Menurutnya, semua orang pasti tahu bahwa Surabaya adalah kota yang mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan sehingga semua orang juga pasti ingin tahu simbol heroisme masyarakat Surabaya dalam masa perjuangan dulu. Masih menurut Edi, biasanya masyarakat akan ramai sekali berkunjung ke Tugu Pahlawan pada hari Minggu. Kadang mereka datang berombongan, sekeluarga atau datang sendiri-sendiri naik angkutan umum atau naik sepeda motor. Letak Tugu Pahlawan yang sangat strategis memungkinkan semua orang bisa mengunjunginya dengan mudah.

Namun selaku satuan pengamanan di Tugu Pahlawan, Edi kerap kecewa karena harus menegur pengunjung yang datang ke situ. “Lha bagaimana tidak ditegur kalau mereka berlaku tidak sopan. Berciuman misalnya,” kata Edi dengan bersungut-sungut. Dia mengatakan bahwa dia sama sekali tidak ingin menganggu aktifitas pengunjung. Tapi kalau sudah melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya, dia merasa wajib untuk menegur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar